Minggu, 02 Desember 2018

Pengamat: UMKM Online Keniscayaan Iringi Fenomena Belanja Online

BANDUNG - UMKM yang melek digital harus menjadi keniscayaan. Hal itu seiring dengan fenomena belanja online yang kini marak di berbagai belahan bumi. Demikian disampaikan Pengamat Sosial Refa Riana dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema “Membangun Indonesia, Menyejahterakan Jawa Barat”, bertempat di Hotel De Paviljoen, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Kamis (29/11/2018).

“Sebuah pelajaran bisa dipetik dari Malaysia. Yakni, manakala fenomena belanja online masuk, Malaysia tidak serta-merta mengizinkan. Hanya saja, mereka melemparkan orang-orang pintar ke Inggris. Ketika mereka pulang, dibuatlah peraturan baru, lalu diizinkan,” kata Refa.

Urgensi UMKM melek digital, menurut Refa, seiring dengan target 2018 UMKM go online, yakni sebanyak 8 juta. Di mana, sambung dia, sejauh ini yang sudah terpenuhi sebanyak 6,9 juta. “8 juta itu mudah-mudahan tercapai. Pemerintah harus sangat mampu melihat potensi itu,” jelasnya.

UMKM yang sukses, menurut Refa, juga penting disiarkan agar cerita sukses mereka bisa menginspirasi yang lain. Apalagi, kata dia, pembiayaan yang diberikan Pemrov Jabar sudah relatif besar. “Jadi memang ada tantangan yang harus dijawab, bagaimana mereka bisa masuk ke era online. Sebab, online memang bisa mengakselerasi pertumbuhan usaha,” tuturnya.

Turut hadir sebagai narasumber dalam FMB 9 kali ini antara lain Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat Agus Hanafi.

Kegiatan FMB 9 juga bisa diikuti secara langsung di www.fmb9.id, FMB9ID (Twitter), FMB9.ID (Instagram), FMB9.ID (Facebook), dan FMB9ID (Youtube). BNP/yur

Dirjen IKP: Target, Tahun 2020 Nilai Ekonomi Digital Capai USD 130M

BANDUNG - Sebagai leading sector digitalisasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sebagai regulator, sebagai fasilitator, juga agrerator, karena itu tidak hanya tinggal diam, tapi juga melakukan banyak hal.

Penjelasan tersebut disampaikan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kemkominfo) Niken Widiastuti dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB’9) dengan tema “Membangun Indonesia, Menyejahterakan Jawa Barat”, di Hotel De Paviljoen, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Kamis (29/11/2018).

“Digitalisasi akan sukses apabila dilakukan di semua lini. Karena itu, smart city merupakan wujud nyata dari digitalisasi yang mampu membantu berbagai kegiatan masyarakat, juga memberikan akses informasi,” kata Niken.

Dan, di Bandung, Jawa Barat, inilah menurut Dirjen IKP, merupakan salah satu kota yang sukses dalam menerapkan smart city. Konsep smart city tidak hanya menyiapkan sarana dan prasana, tapi juga mengubah mindset masyarakat, berpartisipasi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Dengan kemudahan-kemudahan, efektifitas dan efisiensi yang ada, masyarakat bisa berpartisipasi dalam pembangunan. Indonesia masuk sebagai negara keempat yang digitalisasi ekonominya berkembang dengan sangat cepat,” jelas Niken.

Peran pemerintah untuk mendorong digitalisasi ekonomi, lanjut Dirjen IKP, ada beberapa program. Salah satunya adalah mendorong terciptanya 1.000 startup. Yakni, dengan mendorong anak-anak muda generasi milenial. Tidak hanya imbauan, tapi dengan mendorong langsung pelatihan-pelatihan, membuka program 1.000 startup, yang mendaftar ada 40.000 orang.

“Setelah dilakukan pentahapan, tinggal 10.000. Setelah dilakukan workshop, pembentukan tim dan saling melengkapi, sudah ada prototype, tinggal 3.000. Pada tahapan inkubasi tinggal 200 orang. Ini pembinaan lanjutan sebagai akhir dari prototype,” papar Niken.

Setelah jadi, Dirjen IKP menjelaskan, Kemkominfo mempertemukan para startup dengan para investor. Selanjutnya diharapkan, Indonesia akan meningkat ekonomi digitalnya. Target, pada tahun 2020 nilai ekonomi digital mencapai USD 130 miliar.

“Selain itu, yang dilakukan Kemkominfo adalah melakukan pendampingan kepada UMKM. Targetnya, 8 juta UMKM ikut ekonomi digital. Ikut masuk di dalam platform para unicorn. Sekarang sudah mencapai 82 persen, yakni 6,4 juta,” ungkap Niken.

Program berikutnya, Dirjen IKP menjelaskan, tim dari Kemkominfo dan Kementerian UMKM datang ke pasar-pasar memberikan pendampingan kepada para pedagang untuk memberitahu cara ikut masuk ke dalam marketplace.

“Peran pemerintah sebagai regulator, juga sudah mengeluarkan paket ekonomi digital dengan membuat peta jalan ekonomi digital melalui Peraturan Menteri Kominfo No. 10/2018. Inilah peta jalan e-commerce. Bagaimana mendorong SDM (sumber daya manusia) untuk bisa memahami dan meningkatkan ketrampilan mengenai digitalisasi,” ujar Niken.

Selanjutnya, Dirjen IKP menjelaskan, juga ada program membantu pendanaan dengan skema mempertemukan dengan para investor. Di samping insentif perpajakan, persaingan konsumen dan lainnya. Inilah nantinya, langkah demi langkah yang terus dilakukan oleh pemerintah.

“Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat, dalam rangka memasuki digital 4.0, memberikan beasiswa 20.000 anak-anak muda untuk mengikuti pelatihan mengenai big data, syber security, artifial intelenge dan lainnya,” jelas Niken.

Siapapun anak-anak muda, lanjut Dirjen IKP, diundang mengikuti dalam beasiswa tersebut. Tetapi sudah pasti ada tahapan-tahapannya, yaitu tes-tes untuk mendapat beasiswa tersebut. Dan, saat ini Kemkominfo terus mendorong startup-startup lainnya untuk menjadi unicorn.

“Di era digital saat ini, banyak pekerjaan-pekerjaan yang terdeskrupsi. Kalau dulu di jalan tol banyak orang yang bekerja, sekarang semua sudah otomatis, digitalisasi. Untuk perbankan pun kita sudah bisa hanya melalui smartphone,” ungkap Niken.

Dirjen IKP menjelaskan, memang banyak pekerjaan-pekerjaan yang berkurang. Tapi di waktu yang bersamaan juga banyak terbuka peluang pekerjaan menantang yang kreatif yang bisa diraih dengan pendapatan yang nilainya bisa berkali-kali lipat dari pekerjaan sebelumnya.

“Misalnya, menjadi conten creator, script writer, youtuber, dan lainnya. Pemasukannya cukup besar. Ini adalah pekerjaan-pekerjaan baru yang menantang dan memiliki peluang besar di era milenial dan melesatnya ekonomi digital,” pungkas Niken.

Selain Dirjen IKP Kemkominfo Rosarita Niken Widiastuti, turut hadir sebagai narasumber dalam Dismed FMB’9 kali ini antara lain Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat Agus Hanafi dan Pengamat Sosial Refa Riana. BNP/yur

Ekonomi Digital Mengubah Dunia, Dirjen IKP: Indonesia Masuk Peringkat Lima

BANDUNG - Saat ini, dunia bergerak sangat cepat. Kemajuan di bidang teknologi digital bergerak begitu pesat tanpa bisa dihindari. Menurut data di seluruh dunia, digitalisasi dan penggunaan internet sudah di atas 70 persen. Ada yang di atas 88 persen. Bahkan, di Eropa telah mencapai 90 persen.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kemkominfo) Rosarita Niken Widiastuti dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB’9) dengan tema “Membangun Indonesia, Menyejahterakan Jawa Barat”, di Hotel De Paviljoen, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Kamis (29/11/2018).

“Sekarang, pengguna internet di Indonesia mencapai 56 persen, yakni 143 juta jiwa. Dan, kalau dilihat dari 143 juta jiwa itu, paling besar adalah anak milenial, jumlahnya di atas 60 persen. Durasi menggunakan internet setiap hari pun terus meningkat,” jelas Niken.

Menurut Dirjen IKP Kemkominfo, di era milenial ini, mulai dari bangun tidur hingga sampai mau tidur, semua sudah terkoneksi internet. Hanya saat tidur saja tidak menggunakan internet.

“Bahkan, data menunjukan penggunaan data handphone melebihi jumlah penduduk Indonesia, 415,7 juta. Ini data sebelum ada registrasi data prabayar. Setelah dirapihkan, sekarang 300 juta,” ungkap Niken.

Perilaku masyarakat dalam penggunaan digitalisasi, lanjut Dirjen IKP, di antaranya untuk chating sebesar 60 persen, browsing 50 persen, dan video streaming 35 persen. Namun, untuk bertransaksi baru 15 persen, membuat program 5 persen, dan membuat aplikasi 24 persen.

“Kesimpulannya, bahwa ternyata hanya 15 persen penggunaan internet untuk transaksi,” ujar Niken.

Dengan digitalisasi, Dirjen IKP menegaskan, sudah pasti bisa mengubah dunia. Saat ini, ada 50 koorporasi yang bisa mengubah dunia. Urutan ke-17 dari Indonesia, yakni Go-Jek.

“Kita bisa membandingkan, sebelum ada Go-Jek, mau perjalanan kalau tidak ada kendaraan pribadi kita harus jalan ke halte, nunggu bus atau angkot. Tapi sekarang kita bisa dijemput di rumah, kalau kita lapar tinggal Go Food, mau massage tinggal panggil Go Massage,” papar Niken.

Maka, menurut Dirjen IKP, banyak sekali perubahan-perubahan dengan aplikasi ini. Go-Jek bisa memberdayakan ratusan ribu sepeda motor dan mobil yang bisa digerakan. Inilah yang disebut ekonomi sharing. “Dan Go-Jek sebagai perusahaan yang mengubah dunia,” ucap Niken.

Berdasarkan survei, Dirjen IKP menjelaskan, pada tahun 2030 Indonesia berpotensi menjadi negara maju ke lima di dunia. Ini adalah tanda-tanda kemajuan Indonesia sudah terlihat dari sekarang.

“Contohnya, banyaknya capaian-capaian di berbagai bidang. Salah satunya ekonomi kita yang cukup kuat di tengah dampak ekonomi global yang sedang berdinamisasi. Buktinya, dolar sempat mencapai Rp 15.500. Saat ini, Rp 14.300. Padahal, sejumlah negara masih dilanda dampak krisis global. Karena itu, ekonomi Indonesia saat ini bisa dikatakan sebagai ekonomi yang kuat,” tegas Niken.

Pemerintah, menurut Dirjen IKP, menargetkan pada tahun 2020 Indonesia akan menjadi negara yang kuat dalam ekonomi digital, khususnya di Asia Tenggara. Tanda-tanda ke arah sana sudah terlihat. Salah satunya, sudah ada 4 Unicorn Indonesia yang mencapai pendapatannya lebih dari USD 1 miliar.

“Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan kita akan menjadi negara yang memiliki ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,” ujar Niken.

Selain Dirjen IKP Kemkominfo Rosarita Niken Widiastuti, turut hadir sebagai narasumber dalam Dismed FMB’9 kali ini antara lain Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat Agus Hanafi dan Pengamat Sosial Refa Riana.

Kegiatan Dismed FMB’9 juga bisa diikuti secara langsung di www.fmb9.id, FMB9ID (Twitter), FMB9.ID (Instagram), FMB9.ID (Facebook), dan FMB9ID (Youtube). BNP/yur

Selamat Datang, di Blog Kami...